Judul: Ajaran Tauhid Perspektif Al-Kitab & Al-Qur’an
Penulis: Muji, S.Ag, M.Pd.I
Editor & Layouter:
Tim Puspa Grafika
Diterbitkan Oleh CV. Penerbit Puspa Grafika
Cigobang, Kab. Brebes, Jawa Tengah 52276
puspagrafika@gmail.com
Web: puspagrafika.com
(085 325 068 451)
ISBN: 978-623-6667-29-3
Sinopsis:
Tahuid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilaksanakan. Hanya amal yang dilandaskan dengan tauhidullah, menurut tuntunan ajaran Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan baik dan kebahagiaan hakiki dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah SWT. Akan tetapi lebih dari itu, bahwa tauhid adalah soko guru atau penopang utama dari setiap amalan yang dilakukanseseorang dalam menjalankan syari’at Islam.
Dalam Buku ini penulis mencoba untuk mengangkat benang merah yang berkaitan dengan tauhid, berdasarkan kepada dua kitab suci agama besar yakni Al-Kitab dan Al-Qur’an yang menjadi pegangan bagi umat agama Kristen dan Islam. Buku “Ajaran Tahuid Perspektif Al-Kitab dan Al-Qur’an” ini sangat bermanfaat untuk di baca, untuk menambah wawasan dan memperkokoh tauhid kita kepada Allah SWT.
Sebagaimana yang dipahami, bahwa di dalam agama Islam terdapat beberapa aspek atau bidang kajian yang perlu dipelajari dan dipahami oleh seluruh umatnya. Baik itu dalam bidang ilmu yang berkaitan dengan ibadah, syari’ah, muamalah, sejarah, Akhlak, Al-Qur’an dan lain sebagainya. Termasuk hal yang paling inti dari ajaran Islam adalah yang berkaitan dengan ilmu aqidah atau keimanan. Ilmu yang menyebabkan hati setiap manusia menjadi bersih dengan memurnikan ketaatan dan keyakinannya kepada Allah SWT.
Dari beberapa ilmu tersebut, maka ilmu aqidah merupakan ilmu yang paling pokok yang harus dimiliki oleh
setiap umat Islam di manapun mereka berada. Dengan mempelajari ilmu aqidah, akan mampu membuka wawasan
bagi setiap umat Islam untuk bagaimana caranya dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta kemurnian
dalam beragama.
Salah satu ilmu aqidah yang paling penting untuk dipelajari adalah ajaran Tauhid. Lantas apa yang dimaksud
dengan tauhid dalam agama Islam..?
Tauhid secara etimologi berasal dari Bahasa Arab, merupakan bentuk masdar (kata dasar) dari kata Wahada –
Yuwahidu – Tawhid yang memiliki arti Esa atau mengEsakan. Maka bila kalimatnya mentauhidkan Allah SWT maksudnya adalah memiliki keyakinan atau mengakui akan keEsaan Allah SWT. Muhammad Abduh sebagai mana
yang dikutib oleh Abu Sulaiman dan Aman Abdurrahman (2008), menjelaskan bahwa asal makna kata Tauhid adalah meyakini (mengi’tiqadkan) bahwa Allah SWT adalah satu, tidak ada sekutu/serikat bagi-Nya.
Sedangkan secara terminologi, para ulama memberikan beberapa definisi berkaitan dengan kalimat tauhid tersebut, diantaranya Imam Junayd al-Baghdadi (W.298 H/910 M) memaknai tauhid adalah mensucikan zat
yang tidak mempunyai permulaan (al-Qadim/Allah) dari menyerupai ciptaannya (muhkdats/makhluk-Nya).
Kemudian A. Hanafi mendefinisikan tauhid adalah percaya tentang wujud Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, baik zat, sifat, maupun perbuatan-Nya, yang mengutus utusan untuk memberi petunjuk kepada alam dan umat manusia kepada jalan kebaikan, yang meminta pertanggungjawaban seseorang di akhirat (Yusuf Harun : 2007).
Maka Tauhid merupakan bentuk keyakinan akan ke Esaan Allah SWT dalam bentuk Rububiyah-Nya (penciptaan, pemeliharaan dan pemilikan), Uluhiyah-Nya (beribadah hanya kepada Nya), serta asma’ wa shifat (namanama dan sifat-sifat-Nya). Dan makna tauhid bila dimutlakkan dapat dipahami memurnikan seluruh keyakinan dan peribadatan hanya kepada Allah ta’ala.
Pengertian tersebut menegaskan bahwa tauhid adalah mengenal Allah SWT dengan meyakini bahwa Dia Esa
dalam segala zat, sifat dan perbuatannya, serta tidak ada sekutu sedikitpun bagi-Nya. Tauhid merupakan inti dan
dasar dari seluruh tata nilai dan norma ajaran Islam, sehingga Islam dikenal juga sebagai agama Tauhid.
Seorang muslim wajib mengimani akan keEsaan Allah SWT dan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak untuk
disembah selain dari pada Dia, sebagaimana yang tertuang dalam Q.S Al-Baqarah (2): 163 Artinya:”Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Q.S. Muhammad (47): 19 Artinya:”Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah …”
Q.S. Taha (20): 14 Artinya:”Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.”
Di samping itu, tauhid juga dapat dipahami sebagai sikap meyakini bahwa Allah Maha Suci yang tidak memiliki
kekurangan sedikitpun, serta meyakini bahwa Allah tidak memiliki keturunan dan unsur-unsur yang lain selain dari
dirinya sendiri, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Q.S. Al-Ikhlas (112): 1 – 4 Artinya:”(1) Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. (2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. (3) Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, (4) Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Q.S. Al-Maidah (5): 73 Artinya:”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
Hal ditegaskan pula oleh Yesus sebagaimana yang terdapat dalam Injil Barnabas 17: 50, dimana pada bagian
ayat tersebut Yesus menyatakan dengan jelas tentang Allah dan keesaan-Nya dari sisi zat dan keberadaannya, sebagai berikut:
“Yesus Menjawab, “Philip, Allah ialah suatu kebaikan tanpa Allah adalah nihil kebaikan, Allah ialah
suatu yang Maha Ada, tanpa Allah adalah nihil yang ada, Allah ialah suatu yang Maha Hidup, tanpa Allah adalah
nihil yang hidup; begitu Maha Besar Dia memenuhi kesegalaan dan ada dimana-mana. Dia sendiri tiada mempunyai bandingan. Dia tidak berawal, tidak juga Dia akan pernah mempunyai suatu akhir, tetapi terhadap segala sesuatu Dia telah memberi sesuatu permualaan dan terhadap segala sesuatu, Dia akan memberi suatu pengakhiran. Dia tidak mempunyai bapak tidak pula ibu. Dia tidak berputra tidak juga saudara, apalagi sahabat. Dan karena Allah tidak berjasad, oleh sebab itu Dia tiada makan, tiada tidur, tiada wafat, tiada berjalan, tiada bergerak, tetapi tetap kekal tanpa persamaan seperti manusia, karena dia adalah niskala, tak bercampuran, immaterial, dari zat maha tunggal. Dia adalah demikian Maha Baik bahwa Dia mencintai kebaikan melulu. Dia adalah begitu Maha Adil, sehingga apabila Dia menghukum atau memaafkannya tidak dapat disangkal. Pendeknya aku katakana kepadamu, Philip, bahwa di sini di atas bumi ini engkau tidak dapat melihat Dia, tidak juga mengetahui Dia secara sempurna, tetapi Dia dalam kerajaan-Nya, engkau akan mengetahui Dia untuk selama-lamanya: dalam tempat itu terbuat dari seluruhnya kebahagiaan dan kemuliaan kita.”
Profil Penulis:
Muji, S.Ag, M.Pd.I dilahirkan di Sijantang, Sawahlunto, Sumatera Barat, pada 24 September 1974 dari pasangan
suami isteri Wiji (almarhum) dan Leginah (almarhumah). Anak ke enam dari enam bersaudara ini menikah dengan Jumarnis pada tahun 1995. Dan saat ini telah dikaruniai tiga orang putra dan putri, yaitu Febria Ramadhani MJ (25 tahun), Imam Muhammad Rasyid Ridho MJ (20 tahun) dan Rahma Fitria Azmi MJ (14 tahun). Pendidikan formal yang telah ditempuh meliputi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bituminusa Sikalang, Sawahlunto, tamat pada tahun 1987; Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Talawi, Sawahlunto pada tahun 1990; Madrasah Aliyah (MA) Sawahlunto, pada tahun 1993; S1 Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Batusangkar, Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), tamat pada tahun 1997; S2 Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an (PTIQ) Jakarta Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) tamat pada tahun 2014;
Penulis merupakan salah seorang Dosen Tetap pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam sejak tahun 2017 sampai saat ini. Selain itu, penulis adalah Dosen Luar Biasa pada beberapa PTAIS di KEPRI seperti STIT Karimun (2018 – 2020), Institut Agama Islam Abdullah Said (IAIAS) Hidayatullah Batam (2018 – 2019), Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Al-Aziz Batam (2015 – 2018), Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) Batam (2012 – 2014).
Jabatan yang pernah dipegang antara lain: saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua satu bidang Akademik STIT Hidayatullah Batam, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di STIT Hidayatullah Batam (2017 – 2019). Karya tulis yang pernah dipublikasikan dalam bentuk jurnal antara lain:
“Pengantar ‘Ulumul Qur’an: Pedoman Memahami Ilmu-Ilmu AlQur’an (Buku)”, Pengantar Tafsir Tarbawi: Konsep Dasar Pendidikan Perspektif Al-Qur’an (Buku), Model dan Inovasi Belajar Pembelajaran (Buku)(Kepemimpinan Kepala Sekolah Perspektif Khalifah Telaah Al-qur’an Surat Al-Baqarah (2) ayat 30 – 34, (Jurnal Tarsyid STIT Hidayatullah Batam, Vol. 1, No. 1 April – September 2018); Dasar-dasar Pendidikan Akhlak Dalam
Surat Al-A’raf Ayat 199 – 201 (Analisis Tafsir Ibnu Katsir), (Jurnal Tarsyid STIT Hidayatullah Batam, Vol. 1, No. 2 Oktober – Maret 2019), Pengaruh Manajemen Kelas dan Bimbingan Konseling Terhadap Kedisiplinan Siswa SMK Kartini Batam Kelompok Teknologi dan Industri (Tesis), Pembinaan Remaja Masjid Jami’ Ijtihad (RMJI) Desa Sikalang Kecamatan Talawi Kodya Sawahlunto Suatu Tinjauan Tentang Aspek Moral Islam (Skripsi).