pendidikan itu dimulai dari keluarga dan lingkungan di mana kita berada.

Peran Orang Tua Saat Anak Belajar Dari Rumah

Judul: Peran Orang Tua Saat Anak Belajar Dari Rumah

Penulis: Rahmadona Sugiaty

Editor, Layouter, & Cover:
Tim Puspa Grafika

Diterbitkan Oleh CV. Penerbit Puspa Grafika

Bantarkawung, Kab. Brebes, Jawa Tengah

puspagrafika@gmail.com

Web: puspagrafika.com

(085 325 068 451)

ISBN: 978-623-6667-39-2
ISBN Digital: 978-623-6667-40-8

 

Sinopsis: 

Pandemi Covid-19 sudah mendunia, begitu juga di negeri tercinta Indonesia, yang mengakibatkan banyak hal yang merubah kehidupan secara drastis. Mulai dari masalah ekonomi, sosial serta masalah pendidikan tentunya. Meluasnya pandemi ini sangat mempengaruhi keberlangsungan pendidikan secara nyata di sekolah sekolah. Dunia
pendidikan terkesan lumpuh akibatnya tak dapat melaksanakan kegiatan di dalam ranah sekolah-sekolah dari tingkat Paud hingga kegiatan belajar SMA/SMK. Semua kegiatan tak dapat berlangsung dengan tatap muka secara nyata. Melainkan menggunakan beberapa teknologi dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran di masing-masing jenjang.
Dalam mengisi keadaan ini sebagai orang tua maka penulis ingin berbagi menuangkan apa yang dirasakan, dilihat dan dilakukan pada saat pandemi Covid-19 berlangsung dalam peran serta saat anak belajar dari rumah. Pola asuh terbaik yang kita berikan sebagai orang tua akan menjadi bekal sangat berharga pada masa depan anak kita.
Tak ada yang sia-sia saat buku ini diterbitkan dengan rasa bahagia dituangkan dalam bentuk karya yang luar biasa, berjudul PERAN ORANG TUA SAAT ANAK BELAJAR DARI RUMAH. Buku ini mengajarkan kepada
pembacanya untuk tidak mengeluh dengan adanya pandemi Covid-19 dan memberi pesan moral yang tersirat dalam buku keren ini, bahwa pendidikan itu dimulai dari keluarga dan lingkungan di mana kita berada. Buku ini menuntun para pembaca agar lebih mengenal dan mengetahui peran oarng tua saat anak belajar dari
rumah.

 

Membangun Karakter Anak dari Rumah

Orang tua mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, karena menjadi orang tua merupakan anugerah terindah dan tiada duanya dari Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi peran seorang ibu
dalam mendidik anak sangatlah penting, karena anak bukanlah benda mati yang bisa dioperasikan sesuka hati. Anak adalah generasi penerus yang kelak menjadi pengganti kita yang dapat memberikan manfaat bagi semua makhluk hidup di muka bumi ini. Di saat pandemi covid 19 sekarang ini peran orang tua sangatlah penting. Pembelajaran berlangsung dari rumah, maka memerlukan pembimbingan dan perhatian lebih untuk anak. Anak adalah harta yang paling berharga, menanamkan kasih sayang pada anak dengan sebaik mungkin akan menimbulkan rasa sayang
yang mendalam juga di hati anak.

A. Berkomunikasi dengan Anak
Sering seorang anak tidak sependapat dengan orang tuanya, cenderung tertutup bahkan memberontak kepada orang tuanya. Ini disebabkan banyak orang tua melakukan komunikasi satu arah kepada anak dengan cara
memerintah. Padahal apa yang baik bagi kita, belum tentu baik menurut anak kita. Oleh karena itu peran komunikasi sangat penting untuk membantu menyatukan pendapat antara orang tua dan anak. Perlu adanya pendekatan khusus dari orangtua yang hendak menyampaikan keinginannya. Pendekatan tersebut bergantung pada faktor usia anak, suasana hati anak, serta kepribadiannya.
Berikut ini cara tepat berkomunikasi dengan anak sejak usia dini:

1. Berbicara dari Hati ke Hati
Di saat berkomunikasi antara anak dengan
orang tua, lakukanlah dengan berbicara dari hati ke hati. Tindakan ini akan membuat anak merasa dihargai dan diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya, sehingga membangun kepercayaan diri anak untuk berani berpendapat. Anak akan merasa bahwa dia sangat berharga dalam kehidupan orang tuanya.
2. Jangan Pernah Berteriak
Berbicara dengan anak dengan berteriak tidak akan membantu komunikasi berjalan lancar. Justru hanya akan menimbulkan trauma pada anak, membuatnya menjauh dan bahkan membenci orang tua karena perlakuan tersebut.

3. Ajarkanlah Kata-kata yang Pantas danyang Tidak Pantas
Seringnya pergaulan lingkungan ataupun tontonan di media tidak pantas didengar dan ditiru oleh anak. Membimbing anak sejak dini untuk mengenal yang baik dan tidak baik untuk diucapkan dan dilakukan bukanlah hal yang mudah. Berikan mereka alasan mengapa hal tersebut tidak baik untuk diucapkan dan dilakukan.
4. Selalu Menggali Percakapan
Saat berbicara dengan anak, jangan hanya membahas hal-hal penting saja, seputar sekolah, nilai, dan aktivitas lainnya. Galilah selalu perbincangan dengan anak kita lebih dalam, bahkan yang sifatnya pribadi sekalipun. Berilah
waktu mereka memberikan tanggapannya tentang cerita tersebut, sehingga anak merasa responnya dihargai maka anak juga akan belajar memberikan tanggapan yang baik.

5. Buat Anak Merasa Nyaman Berbicara
Saat anak merasa nyaman berbicara dengan kita sebagai orang tuanya maka komunikasi kita sebagai orang tua dengan anak akan lancar. Anak akan terbuka dalam berbicara hal apapun.

6. Menjadi Pendengar yang Baik
Orang tua perlu meningkatkan kemampuan untuk mendengar dan mengamati, sehingga kita dapat menangkap makna di balik kata dan bahasa tubuh serta perasaan yang mendasari apa yang ingin disampaikan oleh anak
kita. Guna melancarkan kecakapan berkomunikasi tersebut orang tua harus mengerti dan memahami anak terlebih dahulu, menerima perasaannya, terutama ketika anak sedang bermasalah. Dengan membiasakan mengelola emosi
dengan mendengar perasaan, berarti kita telah mengelola emosi dengan baik dalam keluarga. Anak bisa mengekspresikan dirinya secara bebas dan terbuka, sehingga mereka tumbuh sebagai pribadi yang saling peduli, mandiri, bertanggung jawab, serta percaya diri. Mendengar aktif adalah teknik mendidik ketika anak sedang bermasalah. Suatu cara yang tidak menghakimi, menilai, dan mengkritik, tetapi lebih cenderung menerima, memaafkan, dan memahami.

7. Berbicara dengan Jujur
Orang tua menjadi contoh bagi anakanaknya. Tenangkan hati ketika berbicara dengan anak. Hindari terlalu banyak mengomel yang akan membuat anak merasa bosan dengan omelan. Berusahalah agar berbicara kebenaran
ketika melakukan pembicaraan dengan anak, karena akan tertanam sifat jujur pada anak. Jangan menakut-nakuti anak dengan suatu kebohongan seperti hantu, yang hanya akan membuat mental anak menjadi penakut dan pembohong.

8. Mengontrol Anak
Dunia televisi dan internet sudah tidak bisa terpisahkan dari kehidupan kita. Apalagi di masa pandemi covid 19 ini, saat belajar dari rumah. Anak-anak pun juga sudah diperkenalkan dunia teknologi oleh lingkungan rumah maupun
sekolah. Sebagai orang tua yang baik, usahakan agar apa yang anak kerjakan di rumah yang berhubungan dengan teknologi, hendaknya selalu terkontrol dan dalam pengawasan orang tua. Sambil mengajaknya berbicara, orang tua bisa menjelaskan dampak baik dan buruknya. Jangan melepask anak begitu saja.

9. Tidak Malu untuk Meminta Maaf
Kesalahan itu tidak selamanya datang dari anak. Kita sebagai orang tua juga sering melakukan kesalahan kepada anak-anak kita. Segeralah meminta maaf kepada anak apabila berbuat kesalahan. Jangan malu dan merasa gengsi untuk meminta maaf.

10. Mengajak Anak Berdiskusi
Memberikan ruang pada anak untuk menanggapi dan memberikan respon positif terhadap masalah yang ada. sehingga anak merasa bahwa ide mereka sangat dibutuhkan. Namun, apabila masalahnya tidak memungkinkan anak kita untuk ikut di dalamnya, sebaiknya jangan membicarakan masalah tersebut di depannya, yang hanya membuat anak menjadi pendengar saja dan menjadi beban mentalnya.

 

Profil Penulis: 

Rahmadona Sugiaty adalah penulis kelahiran Tebing Tinggi, 14 Juli 1980 Sumatera Utara. Penulis dari SD Negeri 165720 (Tahun 1994), SMP Negeri 4 Tebing Tinggi (Tahun 1997), SMU Juanda Tebing Tinggi (Tahun 1999), Diploma 1 Manajemen Informatika Komputer Asia Bisnis Politeknik (Tahun 2003), Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Riama Medan (Tahun 2007), Sarjana Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Hikmatul Fadhillah Medan (Tahun 2014), Sarjana Pendidikan Guru Kelas Universitas Terbuka (Tahun 2017). Penulis pernah menjadiFasilitator USAID Prioritas BUKU BACAAN BERJENJANG, bergabung menjadi Fassilitator Ikatan Guru Indonesia di Provinsi Sumatera Utara, memenangkan Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kota Tebing Tinggi Tahun 2016 Juara II, Lomba Guru Berprestasi Tingkat Kota Tebing Tinggi Tahun 2017 Juara II, Instruktur Nasional Guru Pembelajar dan Peningkatan Kompetensi Pembelajar. Tahun 2020 sebagai Kandidat 5 besar Duta Rumah Belajar Sumatera Utara. Penulis sekarang bertugas di SD Negeri 165732 Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. Selain mengajar, aktif juga di beberapa organisasi. Buku ini adalah karya pertamanya.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *