Bunga Rampai Covid-19 Ragam Kebiasaan Baru di Era New Normal (Aspek Kesehatan Fisik, dan Mental, Sosial, Lingkungan, Pendidikan, Ekonomi)

Judul: Bunga Rampai Covid-19 Ragam Kebiasaan Baru di Era New Normal (Aspek Kesehatan Fisik, dan Mental, Sosial, Lingkungan, Pendidikan, Ekonomi)

Penulis: Laras, Armiya, Sri, Mia, Asa, Maulida,
Ila, Syahzinda, Kafa, Sangga,
Fia, Dea, Mufarihatul, Amelia, Nazil
(TIM KKN Reguler Dari Rumah Kelompok 121
Angkatan 75 UIN Walisongo Semarang)

Editor: Mia Eliana
Asa Ayyandiani

Diterbitkan Oleh CV. Penerbit Puspa Grafika

Bantarkawung, Kab. Brebes, Jawa Tengah

puspagrafika@gmail.com

Web: puspagrafika.com

(085 325 068 451)

Sinopsis:

Banyak yang bisa kita lakukan kegiatan dirumah. Buku ini mencoba mengajak kepada para pembaca untuk selalu
menjaga kesehatan serta bisa melakukan kegiatan yang produktif selama di rumah. Karena yang kita tahu selama pandemi ini kegiatan kita masih sangat dibatasi. Setiap kegiatan yang kita lakukan harus mematuhi protokol kesehatan. Untuk pencegahan Covid 19 kita perlu menerapkan perilaku 3M yaitu Mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Materi yang disajikan dalam buku ini pun meliputi Aspek kesehatan (fisik dan mental), Aspek sosial dan lingkungan, Aspek pendidikan dan Aspek ekonomi. Dan terbagi menjadi empat poin. Mulai dari bagaimana pentingnya mematuhi protokol kesehatan, bagaimana agar tetap sehat di masa pandemi, bagaimana keefektivan belajar secara daring, dan bagaimana cara agar tetap produktif di masa Pandemi. Semoga buku ini bisa dijadikan
sebagai referensi. Dan dapat membantu anda untuk melakukan kegiatan produktif selama di rumah.

 

Rendahnya Kesadaran Masyarakat dalam Mematuhi Protokol Kesehatan

Pandemi Covid-19 belum berakhir, hingga jum’at (30/10/2020) kasus virus corona Covid-19 di Indonesia sudah
berada di angka 404 ribu orang. Tercatat sebanyak 13.701 ribu sudah meninggal dunia akibat wabah ini. semakin
menambahnya orang yang terpapar virus Covid-19 menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia
akan bahaya Covid-19 masih rendah.
Banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak. Masyarakat seolah menyepelekan himbauan pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan tersebut, hal ini terbukti dari masih banyak didapati orang berkumpul dan beraktivitas meski sebetulnya mereka tidak perlu berada di luar rumah, bahkan ada yang menganggap bahwa wabah Covid-19 hanyalah sekedar berita yang tidak benar adanya.

Seperti dalam survei Badan Pusat Statistik (BPS), survei tersebut menunjukkan tiga alasan utama masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi. Survei BPS ini dilakukan terhadap 90.967 responden, yang mana data dalam survei ini menunjukkan 55% alasan terbanyak tidak mematuhi protokol kesehatan karena tidak adanya sanksi yang tegas. Selanjutnya, 39% responden beralasan tidak memakai masker karena tidak adanya kasus positif Covid-19 di lingkungan mereka. Sementara, 33% responden beralasan pekerjaan menjadi sulit jika harus menerapkan protokol kesehatan. Survei yang dilakukan sejak 7-14 September 2020 ini diikuti oleh 90.967
responden yang terdiri dari 55% perempuan dan 45 laki-laki.

Namun jika kita amati, rendahnya kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 ini dikarenakan minimnya pemahaman yang benar akan penularan Covid-19. Sehingga menyebabkan masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Seperti yang diungkap oleh Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Akmal Taher, ia menyebut bahwa usaha atau cara menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan masih menjadi persoalan. Ini dilihat dari beberpa survei. Dengan demikian komunikasi risiko penularan Covid-19 yang dilakukan pemerintah dinilai belum efektif. Untuk itu perlu adanya perbaikan komunikasi risiko penularan dari pemerintah juga pemangku kepentingan agar upaya pencegahan bisa dilakukan dengan optimal.

Sebenarnya pemerintah telah membuat kebijakankebijakan dengan tujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona, seperti halnya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dengan tetap di rumah saja, melakukan social distancing, dan himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan. Rekomendasi pencegahan penularan Covid-19 ini sebetulnya terdengar sederhana dan dapat dengan mudah dilakukan. Akan
tetapi tidak semua orang serius mematuhi aturan tersebut dan masih menganggap remeh virus yang sangat menular ini.
Section Head of Claim Sequis Dr. Yosef Fransiscus mengatakan, masyarakat seharusnya dapat lebih meningkatkan kesadarannya untuk mengikuti rekomendasi pemerintah guna mencegah penyebaran virus Corona semakin meluas. Virus ini merupakan jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Sebelum virus ini dikenal secara umum, ada dua jenis Corona virus yang dalam catatan sejarah peradaban manusia pernah menjadi wabah, yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Kedua virus ini merupakan keluarga besar yang dapat menyebabkan penyakit dengan gejala ringan sampai berat bahkan kematian.

Berdasarkan kejadian MERS dan SARS yang pernah mewabah sebelumya, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet, kontak, dan benda yang terkontaminasi. Para ahlipun meyakini bahwa Covid-19 dapat menular dengan cara yang sama. Tambahan lagi, virus ini memiliki ukuran 80-150 nano micro. Ukuran partikel sangat kecil inilah yang menyebabkan virus ini mudah terbang, terbawa udara, dan menularkannya melalui udara (airborne desease). Dengan sangat bahayanya ancaman penyakit Covid-19 ini, maka perlu adanya penekanan kepada masyarakat agar dapat mematuhi protocol kesehatan. Seperti yang dipaparkan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo, ia menyampaikan penekanan untuk mempengaruhi masyarakat
agar patuh kepada protokol kesehatan.
Yang mana pemerintah provinsi, kabupaten/kota termasuk juga oleh sejumlah komponen masyarakat yang
ada telah berpartisipasi dalam membagikan masker dan jumlahnyapun cukup memadai. Sebetulnya 90% masyarakat tahu bahwa masker adalah salah satu cara paling ampuh untuk tidak tertular dari Covid-19. Namun kurang dari 50% masyrakat yang patuh untuk memakai masker.
Menurut Doni, saat ini media menjadi komponen utama dalam mensosialisasikan cara pencegahan Covid-19, peran media melalui 63% program sosialisasi tentang Covid ini akan efektif. Baik media mainstream, media sosial, termasuk juga media luar ruangan. Disamping itu,
pesan tentang mematuhi protokol kesehatan juga harus melibatkan tokoh-tokoh penting masyarakat agar pesan yang disampaikan dapat diikuti. Donipun meyakini bahwa, masyarakat akan mampu memilih orang yang tepat sebagai figur dalam program perubahan perilaku pencegahan Covid-19. Termasuk juga perempuan dan ibu-ibu, yang mana justru lebih efektif ketika orang tua berpesan kepada anaknya, kepada mereka yang usianya lebih muda. Bahkan termasuk anak-anak SD juga bisa dijadikan penggerak perubahan perilaku untuk menjalankan protokol kesehatan. Karena biasanya anak SD sudah memahami tentang apa yang menjadi ketentuan dia akan
menyampaikan kepada orangtuanya.

Komunikasi pemerintah terhadap risiko penularan penyakit Covid-19 kepada masyarakat dan memberikan
pemahaman yang benar akan Covid-19 haruslah lebih dioptimalkan lagi. Disamping itu pula perlunya penekanan yang ketat dengan melalui berbagai media alternatif dalam menyebarkannya akan dapat membantu pemerintah untuk meyampaikannya kepada masyarakat. Penumbuhan kesadaran akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan sebenarnya tidak harus menunggu himbauan dari pemerintah atau media lain. Akan tetapi kesadar itu haruslah diri kita sendiri yang menumbuhkan, sebab pandemi Covid-19 menyangkut kesehatan
diri kita sendiri. Disamping itu juga jika kita tidak sadar akan kesehatan diri kita, maka secara tidak langsung kita juga membahayan orang disekitar kita, entah itu keluarga, saudara, maupun tetangga kita. Maka dari itu kita haruslah berpikir lebih mendalan dan luas akan pentingnya menjaga diri dan kesehatan di tengah pandemi dengan mematuhi kebijakan pemerintah yakni menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, serta tetap dirumah saja jika tidak ada kepentingan yang mendesak untuk keluar rumah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *