Yesus & Muhammad Dalam Satu jaran

Judul: Yesus & Muhammad Dalam Satu Ajaran

Penulis: Muji, S. Ag, M.PD. I

Editor & Layouter:

Siti Maemunah

Diterbitkan Oleh CV. Penerbit Puspa Grafika

Bantarkawung, Kab. Brebes, Jawa Tengah

puspagrafika@gmail.com

Web: puspagrafika.com

(085 325 068 451)

 

Sinopsis:

“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan
kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anakanaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri (orang muslim)” (Ali-Imran (3):84. “..Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu…” (Al-Hajj (22):78).
Indikasi bahwa agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul hanyalah satu yakni Agama Islam. Allah
tidak mengutus seorang nabi atau rasul dengan membawa agama dan ajaran yang berbeda-beda, termasuk ajaran yang dibawa oleh Yesus dan Muhammad. Buku ini mengungkap banyak bukti yang terdapat di dalam Al-Kitab dan Al-Quran, bahwa Yesus dan Muhammad berada dalam satu ajaran yang sama yakni ajaran Islam.

 

 

ISLAM DAN TAUHID AJARAN PARA NABI

Munculnya berbagai macam keyakinan dan aliran di era globalisasi modern ini, yang berkeyakinan bahwa
banyaknya utusan Allah (Nabi & Rasul), dengan membawa agama-Nya untuk umat manusia pada zaman
yang berbeda-beda, seolah-olah mengindikasikan agama Allah itu banyak dan semuanya di pandang benar. Kaum liberalisme dan pluralisme misalnya, yang memiliki pandangan dan keyakinan bahwa semua agama sama dan semua agama adalah benar adanya. Pandangan ini tentulah sangat keliru untuk di terima dan diikuti, Karen bila kita merujuk pada penegasan yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an tepatnya di dalam Q.S Ali Imran (3):19, dimana Allah menyatakan bahwa satu-satunya agama yang diridhoi dan diakui di sisi Allah hanyalah Islam.

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah
hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah
sangat cepat hisab-Nya.”
Penegasan yang Allah nyatakan dalam ayat tersebut memberikan gambaran, bahwa Allah hanya memberikan satu agama, yakni agama Islam dan hanya menerima agama Islam saja sebagai agama yang diridhoi-Nya. Bahkan pernyataan tentang agama Islam sebagai satu-satunya agama yang diterima oleh Allah di pertegas dalam Q.S. Ali-Imran (3):85
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam,
Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orangorang yang rugi.”
Ayat tersebut sebagai tauqid (memperkuat) apa yang dinyatakan oleh Allah dalam ayat sebelumnya. Maka pemahaman yang didapat dari kedua ayat tersebut adalah, bahwa Allah hanya memberikan satu konsep ajaran agama yang diajarkan kepada seluruh umat manusia dari setiap zaman dan era yang berbeda, yang dibawa oleh para nabi dan rasul-Nya, yakni hanya agama Islam saja. Adapun keberadaan agama-agama yang diluar dari pada Islam, maka dengan jelas dan tegas Allah sebagai Tuhan semesta alam menolaknya.

Maka hal ini mengindikasikan bahwa seluruh millah atau ad-diin yang diajarkan oleh para nabi dan
rasul-Nya berada di bawah satu panji yang disebut dengan Islam, sejak dari Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad saw.
Informasi keislaman para Nabiyullah banyak dijelaskan dibeberapa ayat di dalam Al-Qur’an, diantaranya yang terdapat dalam Q.S. Ali-Imran (3):84
“Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa,
Isa dan para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri (orang muslim)”.
Dengan adanya penjelasan dan penegasan pada ayat tersebut, maka tidak dapat dibantah lagi bahwa seluruh nabi dan rasul-Nya membawa dan mengajarkan satu keyakinan dan ajaran yang sama, yakni ajaran Islam. Pengukuhan atau penetapan Islam sebagai agama untuk seluruh para nabi dan seluruh umat manusia juga dinyatakan dalam Q.S. Al-Hajj (22):78

 

YESUS DALAM AL-QUR’AN

Banyak hal yang luar biasa yang diceritakan oleh Al-Qur’an tentang Yesus atau Isa dalam perspektif AlQur’an. Nama besar Yesus atau Isa, di dalam AlQur’an setidaknya disebutkan sebanyak 30 kali, yang tersebar dalam beberapa ayat di dalam Al-Qur’an. Jumlah yang cukup banyak dan berada pada peringkat
kedua setelah Nabi Musa as yang disebutkan sebanyak 136 kali. Sementara nama Nabi Muhammad sendiri sebagai pembawa kitab suci Al-Qur’an, hanya disebutkan di dalamnya tidak lebih dari 5 kali.
Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa Yesus (Isa) memiliki banyak keistimewaan. Beliau adalah seorang
laki-laki yang terlahir karena kehendak dan kemauan Allah SWT dari Rahim seorang wanita perawan suci
yang bernama Maryam, yang dalam tradisi Kristen namanya disebut dengan Maria. Ibu Yesus yang merupakan anak perempuan dari seorang laki-laki yang bernama Imran, yang juga merupakan keturunan dari Bani Israil atau anak dari Nabi Yakub as.

Di dalam Al-Qur’an disebutkan, bahwa keluarga Imran merupakan salah satu keluarga yang dipilih oleh
Allah untuk mendapatkan keistimewaan, dimana Allah memilih keluarga Imran untuk disetarakan dengan para
nabiyullah. Hal ini Allah tuangkan dalam Q.S.AliImran (3):33-34 “(33) Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (34) (sebagai)
satu keturunan yang sebagiannya (turunan) dari yang lain. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

A. Kelahiran Yesus.
Yesus atau Nabi Isa as, sebagaimana yang diketahuai, bahwa beliau terlahir tanpa melalui suatu
proses pernikahan atau perkawinan layaknya manusia pada umumnya. Yesus terlahir dari seorang wanita
perawan yang suci, yang tidak pernah disentuh oleh seorang lelaki manapun. Kelahiran Yesus murni berdasarkan kepada kehendak atau ketetapan yang telah Allah tetapkan. Berita tentang kelahiran Yesus atau Nabi Isa sendiri Allah nyatakan dalam Q.S. Maryam (19):19-23

“(19) Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci”. (20) Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak
laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
(21) Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagiku; dan agar
dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”. (22) Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (23) Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata: “Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Kisah tentang kelahiran Yesus atau Isa as, juga tertuang dengan jelas dalam kitab Injil Barnabas pada BAB I, yakni:
“ Pada tahun-tahun yang telah silam, seorang perawan yang bernama Maryam, keturunan Daud dari suku Yudah, telah didatangi oleh malaikat Jibril atas perintah Allah. Perawan ini hidup dalam serba kesucian tanpa noda, tiada cela, memelihara ibadah shalat dengan tetap tekun, sedang bersendirian pada suatu hari, ketika itu datanglah dalam kamarnya malaikat Jibril, lalu malaikat itu mengucapkan salam kepadanya seraya berkata, “Semoga Allah beserta engkau adanya, O, Maryam”.

Perawan itu merasa takut pada kemunculan malaikat itu, tetapi malaikat itu menghibur dia, mengatakan, “jangan takut, Maryam, karena engkau telah mendapat karunia dari Allah, yang telah memilih engkau menjadi bunda seorang Nabi, yang Nabi itu diutus kepada Bani Israil supaya mereka melaksanakan hokum-hukumnya dengan kebenaran sebulat hati”.
Perawan itu menjawab, “Sekarang bagaimanakah gerangan saya akan melahirkan anakanak, mengingat aku tiada mengenal seorangpun lakilaki”. Malaikat itu menjawab, “O, Maryam, Allah menciptakan manusia tanpa dari seorangpun manusia,adalah berkuasa pula menjadikan generasi manusia padamu tanpa melalui seorang lelaki, sebab bagi Allah tiadalah yang tak mungkin”.
Maryam menjawab, ”Saya tahu bahwa Allah adalah Maha Kuasa, justru itu kehendaknya pasti berlaku”.
Malaikat itu menjawab, “Sekarang jadilah engkau menghamilkan Nabi itu, kepadanya hendaklah engkau namakan Yesus, dan hendaklah engkau peliharakan dari anggur dan minuman keras dan dari pada segala daging yang haram, karena kanak-kanak itu adalah seorang yang suci kepunyaan Allah”.
Maryam sujud kepada Allah dengan penuh kerendahan hati, berkata, “syukur, sahaya seorang hamba Allah, jadilah berlaku sesuai dengan perkataan Engkau”.

Terdapat kemiripan cerita tentang proses kelahiran Yesus yang tertuang di dalam Al-Qur’an dan
Injil Barnabas. Memiliki proses pengkabaran yang nyaris sama meski denga redaksi yang sedikit berbeda. Hal ini mengindikasikan, bahwa apa yang dinyatakan oleh Allah tentang berita akan kelahiran Yesus di dunia ini diakui kebenaran berita tersebut oleh Injil Barnabas dan ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidaklah berbohong dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Yesus terlahir tanpa sosok seorang ayah sebagai penentu garis nashabnya, suatu hal yang amat mustahil terjadi kalu bukan merupakan kehendak dari Allah SWT.

 

Profil Penulis: 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *